
Unggas merupakan media pembawa dengan frekuensi sertifikasi karantina hewan terbanyak yang dilalu lintaskan di wilayah kerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta. Berbagai jenis ayam, burung, DOC, DOD dan lain sebagainya menjadi primadona pengiriman komoditas hewan sebelum, semasa dan sesudah pandemi.
Sebagai hewan yang termasuk ke dalam kategori aves, unggas memang sudah lama memiliki hubungan dengan manusia. Hal ini ditandai oleh domestikasi pertama kali di daratan Cina pada sekitar tahun 6000 sebelum Masehi. Potensi yang dimiliki oleh unggas sudah diketahui oleh penghuni daratan Cina kala itu bahwa hewan tersebut dapat memberikan seluruh aspek kehidupan manusia. Mulai dari pemenuhan kebutuhan estetika, kebutuhan ritual, hingga status sosial. Lebih dalam, pemanfaatan unggas kala itu telah berkembang lebih esensial untuk kelangsungan hidup manusia, yaitu sebagai kebutuhan pangan.
Seiring berjalannya waktu, saat ini ternak unggas memiliki posisi cukup krusial sebagai sumber pemenuhan kebutuhan pangan manusia akan protein hewani. Dengan hasil produk seperti daging dan telur, dengan harga yang relatif terjangkau, membuat hasil produk unggas merupakan komoditi yang sangat penting dan strategis. Selain memiliki fungsi untuk kemandirian pangan, sektor perunggasan juga mengemban peran sebagai pendongkrak ekonomi negara. Sebab, sektor ini dapat meningkatkan produk domestik bruto (PDB) dan membantu negara dalam menyerap tenaga kerja. (Ref : https://www.poultryindonesia.com/)